BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Nomer Antrian Anda

do you love me

Cari Artikel

Sabtu, 29 Agustus 2009

Pemuda Muslim Inggris Bikin Film Unik

LONDON (SuaraMedia News) – Para remaja yang telah membuat film tentang kehidupan mereka sebagai seorang Muslim kini sedang mendukung sebuah kampanye untuk memberikan aktivitas menarik yang dapat dilakukan oleh generasi muda Inggris pada akhir pekan.

 



kelompok pemuda Muslim Don’t Hate US, Rate Us membuka kebenaran Islam lewat film. (SuaraMedia News)







Para anggota “Don’t Hate US, Rate Us” ikut ambil bagian dalam sebuah acara akhir pekan aktivitas bebas untuk memulai kampanye yang merupakan bagian dari strategi pemerintah bagi generasi muda Inggris.
Kelompok ini baru-baru ini telah memfilmkan dan memproduksi hasil karya yang cukup unik berjudul “Proud To Be Muslim” (Bangga Menjadi Muslim), sebuah film berformat DVD yang dikerjakan dalam waktu satu hari di Rochdale dan memfokuskan diri pada kehidupan sehari-hari seorang pemuda Muslim di kota itu.
Sukarelawan Mohammed Sheraz berbicara pada para remaja di wilayah setempat dan menanyakan apa yang ingin mereka lakukan di waktu luang. Banyak yang menyatakan ketertarikannya pada isu-isu terkini dan menyalurkan antusiasme itu ke dalam film “Proud To Be Muslim”.
Mereka mengambil film di dalam sebuah Masjid lokal dan menantang prekonsepsi negatif tentang keyakinan mereka, mewawancarai juru damai lokal, dan menghormati anggota komunitas Muslim setempat. Kelompok ini berharap DVD yang dibuatnya akan digunakan sebagai bagian dari paket pendidikan untuk sekolah-sekolah lokal dan pusat-pusat anak muda.
Mohamed mengatakan, ”Beberapa dari anak muda ini dulu sering menjadi tukang onar di dalam komunitas. Namun, kami telah menggali kreativitas mereka dan kini mereka terlibat dalam sebuah aktivitas yang sangat positif. Penting bagi generasi muda untuk memiliki aktivitas yang menarik untuk dilakukan di akhir pekan, saat mereka memiliki waktu luang.”
Departemen Anak-anak, Sekolah, dan Keluarga melihat beragam aktivitas yang dilakukan anak-anak muda, mulai dengan bergabung dalam band rock atau membuat pizza, dan menyediakan kesempatan emas pada pemerintah lokal dan partnernya untuk menawarkan lebih banyak kegiatan yang dapat dilakukan dan tempat yang dapat dituju bagi anak-anak muda pada hari Jumat dan Sabtu malam.
Dana sebesar 679 juta pounds telah tersedia untuk agenda kegiatan tahun 2008 hingga 2011, 3.988 juta pounds di Rochdale, untuk memastikan adanya kegiatan positif bagi anak-anak muda itu.
Memastikan pusat-pusat kreativitas anak muda tetap buka hingga larut malam pada akhir pekan adalah bagian dari pendekatan pemerintah untuk mengatasi dan mencegah kejahatan yang dilakukan oleh generasi muda melalui rencana aksi Youth Crime dan program aksi Tackling Knives.
Beberapa waktu lalu, sebuah film drama mengenai kehidupan Muslim juga diproduksi.
Berjudul “New Muslim Cool”, film yang diangkat dari kisah nyata ini berfokus pada kehidupan Hamza Perez, seorang Muslim Puerto Rico yang hidup di lingkungan Kristen dan memutuskan menjadi Muallaf setelah 12 tahun bekerja sebagai pengedar narkoba.
Mencari kehidupan yang lebih baik, Perez memutuskan pindah ke Utara Pittsburg, mencoba membangun keluarganya yang kedua, dan mencoba menceritakan kisah hidupnya dengan menjadi penyanyi rapper.
Masalah semakin memanas di kala kepolisian AS mengadakan razia besar-besaaran terhadap Muslim AS paska serangan 11 September. Hal tersebut membuat Perez semakin berpegang teguh kepada agamanya, dan membuat hubungan baru dengan kelompok Kristen dan Yahudi. (rin/iol/sm/s.med) Dikutip oleh www.suaramedia.com

film ' Green Porno'

 
PARIS, MINGGU – Ini bukan gosip. Aktris Isabella Rossellini (55) membuat satu seri film sangat pendek tentang kehidupan seks. Judulnya, Green Porno.
Green Porno ikut dalam Pocket Films, sebuah festival tahunan khusus untuk film-film yang dipertontonkan lewat layar kecil, yaitu telepon selular (ponsel) dengan teknologi 3G, komputer, dan iPod. Tahun ini merupakan kali keempat festival tersebut digelar. Festival itu diadakan pada Jumat (13/6) hingga Minggu (15/6) di Pompidou Centre, Paris (Prancis).
Meskipun dalam judulnya ada kata Porno dan bercerita mengenai kehidupan seks, film tersebut–yang melibatkan Rossellini sebagai pengonsep, penulis naskah, salah satu sutradara, dan penampil–bukanlah film biru. Adegan-adegan seks yang dipertontonkan juga bukan yang dilakukan oleh manusia, melainkan oleh serangga dan binatang-binatang kecil lainnya, laba-laba dan siput misalnya.
Green Porno, yang terdiri dari delapan episode, disajikan secara sederhana, lucu dan dengan gambar-gambar penuh warna, tapi sarat dengan pengetahuan, seperti film untuk anak. Green menggaungkan gerakan peduli lingkungan dewasa ini dan minat kita akan alam, sementara Porno mengacu kepada cara “vulgar” serangga dan binatang-binatang kecil lainnya berhubungan seks.
Setiap episode film itu dimulai dengan Rossellini bertutur, “Seandainya saya seekor (kunang-kunang, laba-laba, capung, dan seterusnya).” Ia lalu menjelma menjadi si jantan dari binatang yang akan diceritakan dan memberi penjelasan dalam kalimat-kalimat langsung mengenai perilaku binatang bersangkutan dalam berhubungan seks.
Pembuatan film itu didanai oleh Sundance Instuitute, yang didirikan oleh aktor Robert Redford dan menyelenggarakan festival film indie Sundance Film Festival. Untuk setiap episode film tersebut, lembaga itu menyokong 10.000 dollar AS.
Di luar AS, film itu akan berdera mulai awal Juli tahun ini. Rossellini akan membuat enam episode lagi untuk seri tersebut pada September mendatang.


Film 'Merantau'

kembali bangkit dengan gebrakan koreografi yang sangat mengagumkan. Sungguh diluar dugaan saya bilamana meremehkan mengenai . Karena selama saya menonton film indonesia yang berbau action,  biasanya kurang menegangkan dalam adegan berantem, efek yang kurang dan minimnya teknik beladiri yang di tampilkan. Tapi di Film Merantau memiliki nuansa berbeda. Rentetan action yang sampai sekarang belum pernah di sajikan di layar lebar indonesia kini tlah hadir.
Film Merantau ini dimulai dengan , . Setiap anak laki – laki yang berasal dari harus menjalankan tradisi untuk merantau di tempat lain untuk mencari jati diri sebagai pria sejati dan pengalaman hidup. Lakon utamanya adalah Yuda ( yg diperankan oleh ) yang mana menguasai dan bersiap – siap untuk memulai perantauan. Yuda meninggalkan keluarganya yaitu Ibu yang disayanginya bernama Wulan ( yang diperankan oleh ) dan adiknya Yayan ( diperankan oleh ). Tujuan utama yang dicari Yuda saat ini adalah .
Setelah sampai di , takdir mempertemukan Yuda dengan Adit yg mana seorang anak yatim piatu ( diperankan oleh ) dan Astri ( diperankan oleh ). Saat itu Yuda sedang menelpon dan memergoki Astri sedang di siksa oleh segerombolan organisasi jual beli manusia.
Organisasi itu dipimpin seseorang yang bernama Ratger ( diperankan oleh ) dan seorang tangan kanan yang bernama Luc ( diperankan oleh ). Saat itu Ratger berusaha keras mencari Astri yang hendak dijual, tetapi Astri berhasil di selamatkan oleh Yuda dengan mudahnya menghajar Johni ( ).
Astri, Adit dan Yuda dikejar – kejar oleh mucikari dan preman yang berusaha mengambil alih “barang” yang dimaksud. Setiap langkah yang diambil membuat Yuda harus berkelahi mati – matian untuk melarikan diri di tengah rimbanya .
Akhirnya karena merasa capek dengan semua itu, Yuda ingin merasakan kebebasan dan berusaha menolong Astri dan Adit dari tangan orang jahat, Yuda akhirnya membuat perhitungan dengan melawan mereka.
Well … semua adegan yang disajikan tidak akan membuat anda beranjak dari tempat duduk. Tetapi bagi yang tidak menyukai kekerasan harap menghindari film ini. yah .. harap maklum … dari film trailer yang saya lihat penuh dengan adegan kekerasan.
Oke deh, Film Merantau ini merupakan garapan dari sang sutradara dan penulis . Dan banyak dibintangi pemain – pemain baru yang tidak diragukan kualitas aktingnya yakni , Sisca Jesica, , , , , , dan .

FILM 'Merah Putih'

Film perjuangan Indonesia sebagai penyambutan pada tanggal 2009 akan hadir di layar bioskop indonesia. Sungguh film yang benar – benar tidak memakan biaya sedikit, karena melibatkan Crew perfilman internasional yang sudah berpengalaman. Film Merah Putih ini memiliki nuansa yang berbeda dengan yang film lain dan yang terpenting menunjukkan semangat perjuangan Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Film ini dimulai dengan perjuangan indonesia untuk kemerdekaan di tahun 1947. Saat itu aksi Agresi Militer Belanda diluncurkan dengan menyerang para pejuang Indonesia di propinsi Jawa Tengah. Agresi itu dipimpin oleh yang berkebangsaan Belanda menyerang membabi buta disegala penjuru. Sungguh ironik, kelompok pejuang Indonesia masih terlibat konflik pribadi. Dan moment tersebut di manfaatkan oleh Belanda sebagai misi pemecahan kekuatan para pejuang Indonesia.
Karena terdesak oleh gempuran yang bertubi – tubi, akhirnya para pejuang kemerdekaan bersatu untuk melawan dan berjuang hingga titik darah penghabisan. Teknik lama dengan bergerilya kembali di galakkan. Mereka berikrar untuk menunjukkan sebagai anak Bangsa Indonesia yang sesungguhnya dengan melepaskan rasa egoisme mengenai perbedaan. Seperti yang kita ketahui, negara indonesia tercinta terdiri berbagai kelas sosial, , , agama dan . Akhirnya mereka bersatu karena perbedaan itu dan akhirnya menghasilkan sesuatu apa yang menjadi harapan, yakni mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
Tidak tanggung – tanggung, film ini melibatkan para Crew Film Internasional yang sudah mempunyai nama besar di dunia perfilman internasional Hollywood. Seperti ( Film Saving Private Ryan, Film Blackhawk Down ) yang menangani bagian . Lalu Rocky McDonald menangani bagian Pemain pengganti ( , Film  The Quiet American ). Ada pula Rob Trenton ( Film Batman : The Dark Knight ) menangani di bagian dan . Untuk bagian Senjata, di percayakan John Bowring ( , Film The Matrix, , , Film X-Men Origins:Wolverine ) dan yang info terakhir yang saya kutip dari 21cineplex adalah Asisten Sutradara oleh Mark Knight ( , Film Beautiful ).
Untuk para pemain nya diperankan oleh Lukman Sardi, , , Zumi Zola, Teuku Rifnu Wikana, Rahayu Saraswati dan di sutradarai oleh . Sedangkan skenario ditulis oleh dan Rob Allyn.
Well … Anda tertarik untuk menonton Film Merah Putih yang di produseri oleh Hashim Djojohadikusumo, Rob Allyn dan Jeremy Stewart ini ? Silahkan tunggu aja tanggal mainnya ….  Selamat Menikmati deh …

Amelie


 
Amelie adalah film drama tentang hidup sosial yg disampaikan dengan humor yg cerdas dan rendering film yg memanjakan mata. Salah satu kelebihan film ini adalah penokohannya yg kuat. Masing-masing peran memiliki karakter yg unik dan cenderung 'sakit'. Amelie Poulain (Audrey Tautou) sendiri adalah seorang gadis yg pemalu, pendiam dan (awalnya) agak nihilis. Ia bekerja sebagai pelayan di sebuah cafe. Hidupnya dikelilingi oleh orang-orang dengan karakter yg bermasalah, seperti pelukis yg anti-sosial, majikan toko buah yg arogan, duda dan janda yg kesepian, pemuda 'dungu' yg lugu dan baik hati, penulis gagal, penari striptease yg ramah, dsb.

Kamis, 27 Agustus 2009

5 Film Indonesia Terbaik Sepanjang Masa

1.Laskar Pelangi (2008)
Laskar Pelangi (2008) adalah sebuah film garapan sutradara Riri Riza yang dirilis pada 25 September 2008 dan merupakan adaptasi dari novel karangan Andrea Hirata, pada saat libur Lebaran. Skenarionya ditulis oleh Salman Aristo yang juga menulis naskah film Ayat-Ayat Cinta dibantu oleh Riri Riza dan Mira Lesmana. Hingga Maret 2009, Laskar Pelangi telah ditonton oleh 4,6 juta orang. Themesongnya(by Nidji) pun sampai sekarang masih menjadi Lagu yang laris di Indonesia.  
2. Tjoet Nja’ Dhien (1986)
Sebuah masterpiece! Tak ada yang menyangkal Tjoet Nja’ Dhien (1986) dibilang begitu. Film debut penyutradaraan Eros Djarot itu butuh waktu dua tahun buat menyelesaikannya. Pemeran utamanya, Christine Hakim jadi legenda hidup gara-gara film ini. Berkat Tjoet Nja’ Dhien, setiap aktris muda pasti menyebutnya sebagai panutan atau bintang idola. Tak ada yang menyangkal pula, sebagai Tjoet Nja’ Dhien, Christine berakting sempurna.

Tak cuma Christine saja yang serba bagus di film ini. Filmnya sendiri, sebagai sebuah kesatuan karya sinema, nyaris tanpa cacat (diganjar 8 Piala Citra di FFI 1988). Tjoet Nja Dhien tak berisi uraian biografis kehidupan pahlawan dari Tanah Rencong itu. Melainkan juga berisi drama, pengkhianatan, dan kebesaran jiwa. Tak aneh rasanya kalau Tjoet Nja’ Dhien merupakan puncak pencapaian dunia perfilman kita yang belum terlewati hingga kini.

3. Naga Bonar (1986)
Lewat Naga Bonar, Asrul Sani lagi-lagi membuktikan bakat besarnya sebagai salah satu penulis cerita terbaik yang pernah dipunyai negeri ini. Asrul piawai menghadirkan dialog yang memicu tawa, yang begitu dipikir lebih dalam ternyata mengandung makna luhur. Naga Bonar hadir buat berkelakar. Namun, ia tak berkelakar sembarangan. Yang jadi bahan kelakar justru pejuang negeri saat perang kemerdekaan berlangsung. Naga Bonar menyindir pemujaan pada para pahlawan.

 Film ini berpesan, tak semua pejuang di masa lampau itu punya niat suci membela negeri. Ada yang cuma bisa bicara saja. Nah, Jenderal Naga Bonar (diperankan dengan gemilang oleh Deddy Mizwar) pun aslinya pencopet. Tapi dari sosok inilah kemurnian perjuangan lahir. Sebagai karya sinema, Naga Bonar tampil lengkap, berisi sekaligus menghibur; tergarap dengan baik, tanpa cacat cela. Pantas rasanya bila film ini memborong 7 Piala Citra di FI 1987.

4. Ada Apa dengan Cinta? (2001)
Ada Apa dengan Cinta? (AAdC?) jadi salah satu film penting negeri ini. Melahirkan tren yang sudah lama hilang dari jagad sinema kita: film bertema remaja. Selepas AAdC? lahir film-film bertema sejenis. Tren itu juga merambah ke teve. Sejak AAdC?, datang berduyun-duyun sinetron bertema remaja.

 Rasanya, sejak Gita Cinta dari SMA (1979) dulu baru ada lagi film Indonesia yang begitu digandrungi remaja. AAdC? tak kurang ditonton sekitar 2,7 juta orang di bioskop. Rudi Soedjarwo, sang sutradara, begitu lancar bertutur (Rudi dapat Piala Citra di FFI 2004).

5.Gie (2005)
Soe Hok Gie, aktivis mahasiswa 1960-an, telah jadi sosok bak pahlawan. Pandangan dan kisah hidupnya memikat Mira Lesmana dan Riri Riza, pemilik Miles Productions. Keduanya lantas menggagas buat mengangkat kisah hidup Gie ke layar lebar. Hasilnya jadilah Gie. Akor ganteng Nicholas Saputra didapuk memerankan Soe Hok Gie.

Tentu tampang Nico yang ganteng tak mirip Gie asli, akan tetapi ia bisa berakting (buktinya Nico diganjar FFI 2005 buat aktor terbaik). Sebuah gagasan yang mengingatkan kita pada mahakarya Usmar Ismail, Lewat Djam Malam (1954)

Sumber: http://eksplorasi-dunia.blogspot.com/2009/08/5-film-indonesia-terbaik-sepanjang-masa.html

Photo-Photo Palsu yang Menghebohkan Dunia

Pernah mendengar kata “Hoax”?
Hoax tak lain sebuah lelucon yang justru dipercaya kebenarannya oleh banyak orang.

Beberapa photo atau gambar hoax pernah beredar luas dalam masyarakat dan dipercayakan oleh sebagian orang photo tersebut merupakan kejadian nyata.

Berikut beberapa Photo yang pernah mengebohkan dunia:
Gambar ini muncul di halaman utama Daily Mirror yang menunjukkan tentara Inggris dari Resimen Queen’s Lancashire memperlakukan semena-mena tahanan Irak, Photo ini ternyata rekayasa yang menyebabkan editor Piers Morgan mengundurkan diri.


 Pada awal tahun 2000, beredar photo kucing yang rakasa melalui e-mail, diklaim sebagai kucing berukuran besar yang ditemukan di dekat laboratorium nuklir Kanada. Photo ini sebenarnya lelucon Cordell Hauglie yang disebarkan Mei 2001 kepada teman-temannya dan tidak pernah menyangka akan terjadi kehebohan yang sangat luar biasa.
.


Beberapa saat setelah serangan 11 September beredar photo di Internet tentang seorang pria yang sedang berdiri diatas gedung WTC, dibelakang pria tersebut tergambar pesawat yang akan menabrak gedung itu. Gambar tersebut ternyata palsu.



Pada tahun 1917 dua anak perempuan kembali dari bermain di kebun mereka dengan kamera dan bukti nyata peri kehidupan. Namun pada tahun 1970-an terungkap bahwa peri peri Cottingley foto-foto itu palsu. Salah seorang saksi bernama Elsie Wright mengaku teman peri mereka tidak lebih dari guntingan kertas.



 
Photo ini terkenal dengan nama Monster Loch Ness atau Nessie. Pada tahun 1994 terungkap ternyata photo tersebut rekayasa, gambar tak lain dari sebuah mainan kapal selam yang dilengkap kepala ular laut.
 

Ray Santilli Pada tahun 1995 menyatakan memiliki gambar tentang Alien UFO yang sedang di Otopsi pada tahun 1947, namun tahun 2006 dia mengakui bahwa gambar yang ada tidak sepenuhnya benar. Gambar tersebut hanyalah sebuah rekonstruksi dari sebuah kejadian.



 
Gambar ini yang tampaknya lebih dari ukuran tengkorak yang ditemukan di Arab Saudi dilaporkan oleh surat kabar The New Nation Bangladesh pada tahun 2004, Gambar ini tidak lain sebuah rekayasa photoshop yang juga pernah dipublikasikan di situs Worth1000.com



 
Pada tanggal 1 April 2008 yang bertepatan dengan April Moob, BBC melaporkan rekaman penguin terbang dari Antartika ke Brazil. Rekaman ini merupakan rangkaian April Moob yang sengaja di publikasikan oleh BBC namun mendapat reaksi yang serius dari berbagai kalangan.



Hoax ini muncul melalui email pada tahun 2001 yang memperlihat sebuah helicopter diserang oleh seekor hiu ganas. Photo ini diklaim telah dipilih oleh National Geographic’s sebagai Photo of the Year.

Sumber: kaskus.us

Psikopat Paling Menakutkan dalam Sejarah Film

 
Norman Bates, sang Psycho yang diperani dengan apik oleh Anthony Perkins, mungkin psikopat paling terkenal dalam sejarah film. Apakah dia yang paling jahat?

Menurut saya, psikopat paling jahat/mengerikan dalam film adalah Raymond Lemorne dalam Spoorloos a.k.a. The Vanishing (1988), film Belanda yang disutradarai George Sluizer. Sang sutradara membuat ulang film ini untuk Hollywood, dengan bintang Kiefer Shutterland dan Sandra Bullock, dan mengubah akhir cerita agar tak terlalu “mengganggu” atau “menggelisahkan” penonton. Maklum, Hollywood.

Namun dalam versi aslinya, tokoh Lamorne sungguh-sungguh menggelisahkan. Kejahatannya menjadi semakin mengerikan karena motifnya bukanlah hal-hal “lazim” macam trauma, dendam, atau uang. Ia membunuh, karena ia bisa. Ia membunuh karena ingin membuktikan bahwa ia bisa memilih jadi orang baik walau mampu membunuh.

Dan, Lamorne lebih mengerikan bukan karena penampilan yang mengancam atau menyeramkan. Lamorne seorang family man yang baik dan normal. Ia santun, berpendidikan tinggi, tak pandai berkelahi, dan canggung saat pertama kali melakukan kejahatannya. Canggung dalam arti sesungguhnya: bagaimana ia kesulitan melatih penggunaan obat bius cholorofom dalam sapu tangan, dan ketika sudah mahir, di hari H kejahatan yang telah ia rencanakan, malah salah pakai ke dirinya sendiri karena bersin! Tapi, gara-gara kesalahan itu, Lamorne malah mendapat korban ideal: Saskia, yang sedang berlibur sebagai pasangan muda bersama kekasihnya, Rex.

Ceritanya berdasarkan novel Tim Krabbe, The Golden Eggs, dan diadaptasi dalam skenario oleh Sluizer dan Krabbe. Struktur ceritanya cukup berliku, tak bergaris lurus seperti film thriller biasa. Di mulai dari perjalanan liburan biasa Rex dan Saskia, dan ketika singgah di sebuah pom bensin dan toko kecil, Saskia hilang. Begitu saja. Setelah bertahun-tahun, ketika tak ada lagi harapan bahwa Saskia masih hidup, Rex masih terobsesi: ia ingin tahu apa yang terjadi pada Saskia. Dan suatu hari, begitu saja, ia didatangi Lamorne.

Inilah yang mengerikan dari Lamorne: kemampuan persuasinya. Ia menawarkan Rex untuk mengalami apa yang dialami Saskia setelah hilang bertahun-tahun lalu. Sepanjang perjalanan menuju lokasi kejahatan, Lamorne bercerita tentang prosesnya menyiapkan kejahatan itu, bahkan sejak ia kecil! Lamorne penuh kalkulasi. Ia menyiapkan kejahatannya di sela-sela kewajibannya sebagai ayah dan suami yang baik. Ia makhluk tanpa nurani, hanya penuh perhitungan. Termasuk dalam cara dia mencintai keluarganya.

Kisah ini berjalan kalem, apa adanya, tanpa efek-efek khusus atau musik menyeramkan. Dan tiba-tiba saja, kita dihadapkan pada sebuah akhir yang mengerikan!

Psikopat Film Terjahat Lainnya

Norman Bates (Psycho). Anthony Perkins dengan jitu memerani pembunuh sadis dan tragis ini dengan tampilan seorang yang santun, rapuh, malah cenderung manis. Tapi begitu ia pakai wig, hati-hati dengan pisau besar itu!

Asami Mayazaki (Odishon a.k.a. Audition). Gadis Jepang kecil yang pendiam, pasrah, imut (diperani Eihi Shiina). Siapa sangka ia mampu mencabut lidah orang, sebagai foreplay pembunuhan dan mutilasinya....

Hannibal Lecter (Manhunter, The Silence of The Lamb, Hannibal, Red Dragon, Hannibal Raising). Yang paling menyeramkan tentu versi yang diperani Sir Anthony Hopkins. Intelektual, sinis, canggih, ahli memasak, pemakan manusia.

John a.k.a. Jigsaw (Saw) adalah psikopat film paling kreatif dalam mencipta jebakan maut bagi para korbannya. Jebakan itu bukan hanya harus maut, tapi juga memberi pilihan sulit (misalnya membedah perut mayat dengan tangan untuk mengambil kunci jebakan) untuk memberi pesan: apa kau mau melakukan apa saja untuk hidup? Sebuah permainan yang dipicu oleh penyakit maut John sendiri.

John Doe (Se7en). Kevin Spicey berperan sebagai pembunuh kejam nan licin, yang hanya tertangkap setelah sengaja menyerahkan diri. Ia bukan satu-satunya pembunuh serial bermotif khotbah agama, tapi rasanya, ia yang paling efektif.

Joker (The Dark Knight). Heath Ledger, dan penulis naskah/sutradara Christoper Nolan, memberi tafsir terbaik tentang Joker sebagai bukan hanya psikopat, tapi juga agen Chaos, yang bertujuan utama merusak tatanan, merusak jiwa masyarakat. Sejak Joker memberi kita “sulapan”-nya, penonton selalu deg-degan menanti apa lagi yang akan dilakukan oleh “anjing gila” ini.


Sumber: Rumahfilm 

Adolf Hitler Bersembunyi Di Sumbawa Indonesia ???

 
jika saja ada yang rajin menyimpan klipingan artikel harian “Pikiran Rakyat” sekitar tahun 1983, tentu akan menemukan tulisan dokter Sosrohusodo mengenai pengalamannya bertemu dengan seorang dokter tua asal Jerman bernama Poch di pulau Sumbawa Besar pada tahun 1960. Dokter tua itu kebetulan memimpin sebuah rumah sakit besar di pulau tersebut.

Tapi bukan karena mengupas kerja dokter Poch, jika kemudian artikel itu menarik perhatian banyak orang, bahkan komentar sinis dan cacian! Namun kesimpulan akhir artikel itulah yang membuat banyak orang mengerutkan kening. Sebab dengan beraninya Sosro mengatakan bahwa dokter tua asal Jerman yang pernah berbincang-bincang dengannya, tidak lain adalah Adolf Hitler, mantan diktator Jerman yang super terkenal karena telah membawa dunia pada Perang Dunia II!

Beberapa “bukti” diajukannya, antara lain dokter Jerman tersebut cara berjalannya sudah tidak normal lagi, kaki kirinya diseret. Tangan kirinya selalu gemetar. Kumisnya dipotong persis seperti gaya aktor Charlie Chaplin, dengan kepala plontos. Kondisi itu memang menjadi ciri khas Hitler pada masa tuanya, seperti dapat dilihat sendiri pada buku-buku yang menceritakan tentang biografi Adolf Hitler (terutama saat-saat terakhir kejayaannya), atau pengakuan Sturmbannführer Heinz Linge, bekas salah seorang pembantu dekat sang Führer. Dan masih banyak “bukti” lain yang dikemukakan oleh dokter Sosro untuk mendukung dugaannya.

Keyakinan Sosro yang dibangunnya dari sejak tahun 1990-an itu hingga kini tetap tidak berubah. Bahkan ia merasa semakin kuat setelah mendapatkan bukti lain yang mendukung ‘penemuannya’. “Semakin saya ditentang, akan semakin keras saya bekerja untuk menemukan bukti-bukti lain,” kata lelaki yang lahir pada tahun 1929 di Gundih, Jawa Tengah ini ketika ditemui di kediamannya di Bandung.

Andai saja benar dr. Poch dan istrinya adalah Hitler yang tengah melakukan pelarian bersama Eva Braun, maka ketika Sosro berbincang dengannya, pemimpin Nazi itu sudah berusia 71 tahun, sebab sejarah mencatat bahwa Adolf Hitler dilahirkan tanggal 20 April 1889. “Dokter Poch itu amat misterius. Ia tidak memiliki ijazah kedokteran secuilpun, dan sepertinya tidak menguasai masalah medis,” kata Sosro, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang sempat bertugas di pulau Sumbawa Besar ketika masih menjadi petugas kapal rumah sakit Hope.

Sebenarnya, tumbuhnya keyakinan pada diri Sosro mengenai Hitler di pulau Sumbawa Besar bersama istrinya Eva Braun, tidaklah suatu kesengajaan. Ketika bertugas di pulau tersebut dan bertemu dengan seorang dokter tua asal Jerman, yang ada pada benak Sosro baru tahap kecurigaan saja.

Meskipun begitu, ia menyimpan beberapa catatan mengenai sejumlah “kunci” yang ternyata banyak membantu. Perhatiannya terhadap literatur tentang Hitler pun menjadi kian besar, dan setiap melihat potret tokoh tersebut, semakin yakin Sosro bahwa dialah orang tua itu, orang tua yang sama yang bertemu dengannya di sebuah pulau kecil d Indonesia!

Ketidaksengajaan itu terjadi pada tahun 1960, berarti sudah dua puluh tahun lebih ia meninggalkan pulau Sumbawa Besar.

Suatu saat, seorang keponakannya membawa majalah Zaman edisi no.15 tahun 1980. Di majalah itu terdapat artikel yang ditulis oleh Heinz Linge, bekas pembantu dekat Hitler, yang berjudul “Kisah Nyata Dari Hari-Hari Terakhir Seorang Diktator”, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Try Budi Satria.

Pada halaman 59, Linge mula-mula menceritakan mengenai bunuh diri Hitler dan Eva Braun, serta cara-cara membakar diri yang kurang masuk di akal. Kemudian Linge membeberkan keadaan Hitler pada waktu itu.

“Beberapa alinea dalam tulisan itu membuat jantung saya berdetak keras, seperti menyadarkan saya kembali. Sebab di situ ada ciri-ciri Hitler yang juga saya temukan pada diri si dokter tua Jerman. Apalagi setelah saya membaca buku biografi ‘Hitler’. Semuanya ada kesamaan,” ungkap ayah empat anak ini.

Heinz Linge menulis, “beberapa orang di Jerman mengetahui bahwa Führer sejak saat itu kalau berjalan maka dia menyeret kakinya, yaitu kaki kiri. Penglihatannya pun sudah mulai kurang terang serta rambutnya hampir sama sekali tidak tumbuh... kemudian, ketika perang semakin menghebat dan Jerman mulai terdesak, Hitler menderita kejang urat.”

Linge melanjutkan, “di samping itu, tangan kirinya pun mulai gemetar pada waktu kira-kira pertempuran di Stalingrad (1942-1943) yang tidak membawa keberuntungan bagi bangsa Jerman, dan ia mendapat kesukaran untuk mengatasi tangannya yang gemetar itu.” Pada akhir artikel, Linge menulis, “tetapi aku bersyukur bahwa mayat dan kuburan Hitler tidak pernah ditemukan.”

Lalu Sosro mengenang kembali beberapa dialog dia dengan “Hitler”, saat Sosro berkunjung ke rumah dr. Poch. Saat ditanya tentang pemerintahan Hitler, kata Sosro, dokter tua itu memujinya. Demikian pula dia menganggap bahwa tidak ada apa-apa di kamp Auschwitz, tempat ‘pembantaian’ orang-orang Yahudi yang terkenal karena banyak film propaganda Amerika yang menyebutkannya.

“Ketika saya tanya tentang kematian Hitler, dia menjawab bahwa dia tidak tahu sebab pada waktu itu seluruh kota Berlin dalam keadaan kacau balau, dan setiap orang berusaha untuk lari menyelamatkan diri masing-masing,” tutur Sosrohusodo.

Di sela-sela obrolan, dr. Poch mengeluh tentang tangannya yang gemetar. Kemudian Sosro memeriksa saraf ulnarisnya. Ternyata tidak ada kelainan, demikian pula tenggorokannya. Ketika itu, ia berkesimpulan bahwa kemungkinan “Hitler” hanya menderita parkisonisme saja, melihat usianya yang sudah lanjut.

Yang membuat Sosro terkejut, dugaannya bahwa sang dokter mungkin terkena trauma psikis ternyata diiyakan oleh dr. Poch! Ketika disusul dengan pertanyaan sejak kapan penyakit itu bersarang, Poch malah bertanya kepada istrinya dalam bahasa Jerman.

“Itu kan terjadi sewaktu tentara Jerman kalah perang di Moskow. Ketika itu Goebbels memberi tahu kamu, dan kamu memukul-mukul meja,” ucap istrinya seperti ditirukan oleh Sosro. Apakah yang dimaksud dengan Goebbels adalah Joseph Goebbels, Menteri Propaganda Jerman yang terkenal setia dan dekat dengan Hitler? Istrinya juga beberapa kali memanggil dr. Poch dengan sebutan “Dolf”, yang mungkin merupakan kependekan dari Adolf!

Setelah memperoleh cemoohan sana-sini sehubungan dengan artikelnya, tekad Sosrohusodo untuk menuntaskan masalah ini semakin menggebu. Ia mengaku bahwa kemudian memperoleh informasi dari pulau Sumbawa Besar bahwa Poch sudah meninggal di Surabaya. Beberapa waktu sebelum meninggal, istrinya pulang ke Jerman. Poch sendiri konon menikah lagi dengan nyonya S, wanita Sunda asal Bandung, karyawan di kantor pemerintahan di pulau Sumbawa Besar!

Untuk menemukan alamat nyonya S yang sudah kembali lagi ke Bandung, Sosro mengakui bukanlah hal yang mudah. Namun akhirnya ada juga orang yang memberitahu. Ternyata, ia tinggal di kawasan Babakan Ciamis! Semula nyonya S tidak begitu terbuka tentang persoalan ini. Namun karena terus dibujuk, sedikit demi sedikit mau juga nyonya S berterus terang.

Begitu juga dengan dokumen-dokumen tertulis peninggalan suaminya kemudian diserahkan kepada Sosrohusodo, termasuk foto saat pernikahan mereka, plus rebewes (SIM) milik dr. Poch yang ada cap jempolnya. Dari nyonya S diketahui bahwa dr. Poch meninggal tanggal 15 Januari 1970 pukul 19.30 pada usia 81 tahun di Rumah Sakit Karang Menjangan Surabaya akibat serangan jantung. Keesokan harinya dia dimakamkan di desa Ngagel.

Dalam salah satu dokumen tertulis, diakuinya bahwa ada yang amat menarik dan mendukung keyakinannya selama ini. Pada buku catatan ukuran saku yang sudah lusuh itu, terdapat alamat ratusan orang-orang asing yang tinggal di berbagai negara di dunia, juga coretan-coretan yang sulit dibaca. Di bagian lainnya, terdapat tulisan steno. Semuanya berbahasa Jerman. Meskipun tidak ada nama yang menunjukkan kepemilikan, tapi diyakini kalau buku itu milik suami nyonya S.

Di sampul dalam terdapat kode J.R. KepaD no.35637 dan 35638, dengan masing-masing nomor itu ditandai dengan lambang biologis laki-laki dan wanita. “Jadi kemungkinan besar, buku itu milik kedua orang tersebut, yang saya yakini sebagai Hitler dan Eva Braun,” tegasnya dengan suara yang agak parau.

Negara yang tertulis pada alamat ratusan orang itu antara lain Pakistan, Tibet, Argentina, Afrika Selatan, dan Italia. Salah satu halamannya ada tulisan yang kalau diterjemahkan berarti : Organisasi Pelarian. Tuan Oppenheim pengganti nyonya Krüger. Roma, Jl. Sardegna 79a/1. Ongkos-ongkos untuk perjalanan ke Amerika Selatan (Argentina).

Lalu, ada pula satu nama dalam buku saku tersebut yang sering disebut-sebut dalam sejarah pelarian orang-orang Nazi, yaitu Prof. Dr. Draganowitch, atau ditulis pula Draganovic. Di bawah nama Draganovic tertulis Delegation Argentina da imigration Europa – Genua val albaro 38. secara terpisah di bawahnya lagi tertera tulisan Vatikan. Di halaman lain disebutkan, Draganovic Kroasia, Roma via Tomacelli 132.

Majalah Intisari terbitan bulan Oktober 1983, ketika membahas Klaus Barbie alias Klaus Altmann bekas polisi rahasia Jerman zaman Nazi, menyebutkan alamat tentang Val Albaro. Disebutkan pula bahwa Draganovic memang memiliki hubungan dekat dengan Vatikan Roma. Profesor inilah yang membantu pelarian Klaus Barbie dari Jerman ke Argentina. Pada tahun 1983 Klaus diekstradisi dari Bolivia ke Prancis, negara yang menjatuhkan hukuman mati terhadapnya pada tahun 1947.

“Masih banyak alamat dalam buku ini, yang belum seluruhnya saya ketahui relevansinya dengan gerakan Nazi. Saya juga sangat berhati-hati tentang hal ini, sebab menyangkut negara-negara lain. Saya masih harus bekerja keras menemukan semuanya. Saya yakin kalau nama-nama yang tertera dalam buku kecil ini adalah para pelarian Nazi!” tandasnya.

Mengenai tulisan steno, diakuinya kalau ia menghadapi kesulitan dalam menterjemahkannya ke dalam bahasa atau tulisan biasa. Ketika meminta bantuan ke penerbit buku steno di Jerman, diperoleh jawaban bahwa steno yang dilampirkan dalam surat itu adalah steno Jerman “kuno” sistem Gabelsberger dan sudah lebih dari 60 tahun tidak digunakan lagi sehingga sulit untuk diterjemahkan.

Tetapi penerbit berjanji akan mencarikan orang yang ahli pada steno Gabelsberger. Beberapa waktu lamanya, datang jawaban dari Jerman dengan terjemahan steno ke dalam bahasa Jerman. Sosrohusodo menterjemahkannya kembali ke dalam bahasa Indonesia. Judul catatan dalam bentuk steno itu, kurang lebih berarti “keterangan singkat tentang pengejaran perorangan oleh Sekutu dan penguasa setempat pada tahun 1946 di Salzburg”. Kota ini terdapat di Austria.

Di dalamnya berkisah tentang “kami berdua, istri saya dan saya pada tahun 1945 di Salzburg”. Tidak disebutkan siapakah ‘kami berdua’ di situ. Dua insan tersebut, kata catatan itu, dikejar-kejar antara lain oleh CIC (dinas rahasia Amerika Serikat). Pada pokoknya, menggambarkan penderitaan sepasang manusia yang dikejar-kejar oleh pihak keamanan.

Di dalamnya juga terdapat singkatan-singkatan yang ditulis oleh huruf besar, yang kalau diurut akan menunjukkan rute pelarian keduanya, yaitu B, S, G, J, B, S, R. “Cara menyingkat seperti ini merupakan kebiasaan Hitler dalam membuat catatan, seperti yang pernah saya baca dalam literatur yang lainnya,” Sosrohusodo memberikan alasan.

Dari singkatan-singkatan itu, lalu Sosro mencoba untuk mengartikannya, yang kemudian dikaitkan dengan rute pelarian. Pelarian dimulai dari B yang berarti Berlin, lalu S (Salzburg), G (Graz), J (Jugoslavia), B (Beograd), S (Sarajevo) dan R (Roma). Tentang Roma, Sosro menjelaskan bahwa itu adalah kota terakhir di Eropa yang menjadi tempat pelariannya. Setelah itu mereka keluar dari benua tersebut menuju ke suatu tempat, yang tidak lain tidak bukan adalah pulau Sumbawa Besar di Nusantara tercinta!

Ia mengutip salah satu tulisan dalam steno tadi : “Pada hari pertama di bulan Desember, kami harus pergi ke R untuk menerima suatu surat paspor, dan kemudian kami berhasil meninggalkan Eropa”. Ini, kata Sosro, sesuai dengan data pada paspor dr. Poch yang menyebutkan bahwa paspor bernomor 2624/51 diberikan di Rom (tanpa huruf akhir A)”. Di buku catatan berisi ratusan alamat itu, nama Dragonic dikaitkan dengan Roma, begitulah Sosro memberikan alasan lainnya.

Lalu mengenai Berlin dan Salzburg, diterangkannya dengan mengutip majalah Zaman edisi 14 Mei 1984. Dikatakan bahwa sejarah telah mencatat peristiwa jatuhnya pesawat yang membawa surat-surat rahasia Hitler yang jatuh di sekitar Jerman Timur pada tahun 1945. “Ini juga menunjukkan rute pelarian mereka,” katanya lagi.

Lalu bagaimana komentar nyonya S yang disebut-sebut Sosro sebagai istri kedua dr. Poch? Konon ia pernah berterus terang kepada Sosro. Suatu hari suaminya mencukur kumis mirip kumis Hitler, kemudian nyonya S mempertanyakannya, yang kemudian diiyakan bahwa dirinya adalah Hitler. “Tapi jangan bilang sama siapa-siapa,” begitu Sosro mengutip ucapan nyonya S.

Membaca dan menyimak ulasan dr. Sosrohusodo, sekilas seperti ada saling kait mengkait antara satu dengan yang lainnya. Namun masih banyak pertanyaan yang harus diajukan kepada Sosro, dengan tidak bermaksud meremehkan pendapat pribadinya berkaitan dengan Hitler, sebab mengemukakan pendapat adalah hak setiap warga negara.

Bahkan Sosrohusodo sudah membuat semacam diktat yang memaparkan pendapatnya tentang Hitler, dilengkapi dengan sejumlah foto yang didapatnya dari nyonya S. Selain itu, isinya juga mengisahkan tentang pengalaman sejak dia lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hingga bertugas di Bima, Kupang, dan Sumbawa Besar. Ia juga telah mengajukan hasil karyanya ke berbagai pihak, namun belum ada tanggapan. “Padahal tidak ada maksud apa-apa di balik kerja saya ini, hanya ingin menunjukkan bahwa Hitler mati di Indonesia,” katanya mantap.

Bukan hanya Sosro yang mempunyai teori tentang pelarian Hitler dari Jerman ke tempat lain, tapi beberapa orang di dunia ini pernah mengungkapkannya dalam media massa. Peluang untuk berteori seperti itu memang ada, sebab ketika pemimpin Nazi tersebut diduga mati bersama Eva Braun tahun 1945, tidak ditemukan bukti utama berupa jenazah!

Adalah tugas para pakar dalam bidang ini untuk mencoba mengungkap segala sesuatunya, termasuk keabsahan dokumen yang dimiliki oleh Sosrohusodo, nyonya S, atau makam di Ngagel yang disebut sebagai tempat bersemayamnya dr. Poch.

Mungkin para ahli forensik dapat menjelaskannya lewat penelitian terhadap tulang-tulang jenazahnya. Semua itu tentu berpulang pada kemauan baik semua pihak...


Oleh : Alif Rafik Khan

http://alifrafikkhan.blogspot.com/2009/04/adolf-hitler-lari-dan-mati-di-indonesia.html

Rabu, 26 Agustus 2009

Sejarah Penyiaran

I. Sejarah Penyiaran Dunia

    Sejarah media penyiaran dunia dimulai ketika ahli fisika Jerman bernama Heinrich Hertz pada tahun 1887 berhasil mengirim dan menerima gelombang radio. Upaya Hertz kemudian dilanjutkan oleh Guglielmo Marconi (1874-1937) dari Italia yang sukses mengirimkan sinyal morse – berupa titik dan garis dari sebuah pemancarar kepada alat penerima. Sinyal yang dikirim marconi itu berhasil menyebrangi Samudra Atlantik pada tahun 1901 dengan menggunakan gelombang elektromagnetik.
Sebelum Perang Dunia I meletus, Reginald Fessenden dengan bantuan perusahaan General Elektric Corporation Amerika berhasil menciptakan pembangkit gelombang radio kecepatan tinggi yang dapat mengirim suara manusia dan juga musik. Sementara itu tabung hampa udara yang ketika itu bernama audion berhasil pula diciptakan. Penemuan audion menjadikan penerimaan gelombang radio menjadi lebih mudah.
Radio awalnya cenderung diremehkan dan perhatian kepada penemuan baru itu hanya terpusa sebagai alat teknologi transmisi. Radio lebih banyak digunakan oleh militer dan pemerintahan untuk kebutuhan penyampaian informasi dan berita. Radio lebih banyak dimanfaatkan para penguasa untuk tujuan yang berkaitan dengan ideologi dan politik secara umum.
Peran radio dalam menyampaikan pesan mulai diakui pada tahun 1909 ketika informasi yang dikirimkan melalui radio berhasil menyelamatkan seluruh penumpang kapal laut yang mengalami kecelakaan dan tenggelam. Radio menjadi medium yang teruji dalam menyampaikan informasi yang cepat dan akurat sehingga semua orang mulai melirik media ini.
Pesawat radio pertama kali diciptakan, memiliki bentuk yang besar dan tidak menarik serta selit untuk digunakan karena menggunakan tenaga listrik dari baterai yang berukuran besar. Menggunakan pesawat radio ketika itu membutuhkan kesabaran dan pengetahuan elektronik yang memadai.
Tahun 1926, perusahaan manufaktur radio berhasil memperbaiki kualitas produknya. Pesawat radio sudah menggunakan listrik yang ada dirumah hingga lebih praktis. Menggunakan dua knop untuk mencari sinyal, antena dan penampilannya yang lebih baik menyerupai peralatan furniture. Tahun 1925 sampai dengan tahun 1930, sebanyak 17 juta pesawat radio terjual kepada masyarakat dan dimulailah era radio menjadi media massa.
Stasiun pertama munvul ketika seorang ahli teknik nernama Frank Conrad di Pittsbrugh AS, pada tahun 1920 secara iseng-iseng sebagai bagian hobi, membangun sebuah pemancar radio digarasi rumahnya. Conrad menyiarkan lagu-lagu, mengumumkan hasil pertandingan olahraga dan menyiarkan instrumen musik yang dimainkan putranya sendiri. Dalam waktu singkat, Conrad berhasil mendapatkan banyak pendengar seiring juga meningkatnya penjualan pesawt radio ketika itu. Stasiun radio yang dibangun Conrad itu kemudian diberi nama KDKA dan masih mengudara hingga saat ini, menjadikannya sebagai stasiun radio tertua di Amerika dan mungkin juga di dunia.
Seiring dengan munculnya berbagai stasiun radio, peran radio sebagai media massa semakin besar dan mulai menunjukkan kekuatannya dalam mempengaruhi masyarakat. Pada tahun 1983, masyarakat Manhattan, New Jersey, Amerika Serikat panik dan geger serta banyak yang mengungsi keluar kota ketika stasiun radio CBS menayangkan drama radio uyang menceritakan makhluk ruang angkasa menyerang bumi. Meskipun sudah dijelaskan bahwa peristiwa penyerbuan itu hanya ada dalam siaran radio. Namun kebanyakan penduduk tidak langsung percaya. Dalam sejarah siaran, peristiwa itu dicatat sebagai efek siaran paling dramatik yang oernah terjadi di muka bumi.
Radio Jaringan
Menyusul keberhasilan Frank Conrad membangun stasiun radio pertama, sstasiun radio lainnya bermunculan diberbagai wilayahdi Amerika. Stasiun radio menyiarkan program informasi dan hiburan kepada masyarakat di wilayahnya (stasiun lokal). Pada umumnya berbagai stasiun radio itu memproduksi sendiri programnya.
Awalnya stasiun radio tidak terlalu mempersoalkan biaya produksi programnya namun lama kelamaan mereka merasakan bahwa anggaran untuk produksi prograrm menjadi beban yang semakin berat. Kondisi ini menimbulkan gagasan untuk membangun siaran radio dengan sistem jaringan.
Perusahaan penyiaran National Broadcasting Company (NBC) adalah yang pertama kali membangun jaringan ini pada tahun 1926. Dengan sistem jaringan, NBC menawarkan program kepada bagian stasiun radio diberbagai wilayah yang tersedia menjadi anggota jaringan (stasiun afiliasi). Dengan demikian berbagai stasiun radio saling terhubung satu sama lain sehingga membentuk jaringan.
Radio FM
Pertengahan tahun 1930-an, Edwin Howard Armstrong, berhasil menemukan radio yang menggunakan frekuensi modulasi (FM). Radio penemuan Armstrong berbeda dengan radio yang bnyak dipasaran ketika itu yang menggunakan frekuensi AM (Amplitudo Modulasi). Radio Fm memiliki kualitas suara yang lebih bagus, jernih dan bebas dari gangguan siaran (static).
Armstrong kemudian mendemonstrasikan penemuannya itu kepada David Sarnoff, pimpijnan perusahaan radio coporation America (RCA) yang merupakan perusahaan pembuat pesawat radio sistem AM, agar dapat dikembangkan lebih lanjut. Namun RCA ternyata lebih tertarik untuk mengembangkan televisi. Karena ditolak, Armstrong kemudian menjual hak atas temuannya itu kepada beberapa perusahaan lain.
Sarnoff yang menyadari kekeliruannya berusaha kembali mendekati Armstrong dan menawarkan satu juta dollar, suatu jumlah yang sangat besar pada saat itu untuk membeli hak atas radio FM namun karena merasa kecewa Armstrong menolaknya. Sayangnya penemuan Armstrong itu belum sempat dikembangkan secara sempurna karena meletusnya Perang Dunia II.
Selain karena perang, pengembangan radio FM juga tertunda karena kalangan industri ketika itu lebih tertarik untuk mengembangan telvisi. Radio FM baru muncul pada masyarakat pada awal tahun 1960-an seiring dengan dibukanya beberapa stasiun radio FM. Stasiun radio FM memanfaatkan keunggulan suara FM dengan memutar musik rock kaarena dinilai lebih cocok dengan frekuansi FM.
Televisi
Prinsip televisi dikemukakan oleh Paul Nipkow dari jerman pada tahun 1884 namun pada tahun 1928 Vladimir Zworkyn (Amerika Serikat) menemukan tabung kamera atau iconoscope bekerja mengubah gambar dari bentuk gambar optis kedalam sinya elektronis untuk selanjutnya diperkuat dan ditumpangkan kedalam gelombang radio. Zworkyn dengan bantuan Philo Farnsworth berhasil menciptakan pesawat televisi pertama yang dipertunjukkan kepada umum pada pertemuan World’s Fair pada tahun 1939.
Kemunculan televisi pada awalnya ditanggapi biasa saja oleh masyarakat. Harga pesawat televisi ketika itu masih mahal, selain itu belum tersedia banyak programuntuk disaksikan. Pengisi acara televisi pada masa itu bahkan meragukan masa depan televisi, mereka tidak yakin televisi dapat berkembang dengan pesat. Pembawa acara televisi ketika itu, harus mengenakan make up biru tebal agar dapat terlihat normal ketika muncul di layar televisi. Mereka juga harus menelan tablet garam untuk mengurangi keringat yang membanjiri di badan mereka karena intensitas cahaya lampu studio yang sangat tinggi, menyebabkan para pengisi acara sangat kepanasa.
Perang Dunia ke-2 sempat menghentikan perkembangan televisi. Namun setelah perang usai, teknologi baru yang telah disempurnakan selama perang, berhasil mendorong kemajuan televisi. Kamera televisi baru tidak lagi membutuhkan banyak cahayasehingga para pengisi acara distudio tidak lagi kepanasan.selain itu layar televisi sudah menjadi lebih besar, terdapat lebih n=banyak program yang tersedia dan sejumlah stasiun televisi lokal mulai membentuk jaringan. Masa depan televisi mulai terlihat menjanjikan.
Awalnya di tahun 1945, hanya terdapat stasiun televisi dan 8000 pesawat televisi meningkat menjadi hampir 100 stasiun sedangkan jumlah rumah tangga yang memiliki pesawat televisi mencapai 35 juta rumah tangga atau 67 persen dari total rumah tangga.
Perkembangan industri televisi di AS mengikuti model radio untuk membentuk jaringan. Stasiun televisi lokal selain menayangkan program lokal juga bekerjasama dengan tiga televisi jaringan yaitu CBS, NBC dan ABC. Sebagaimana radio, ketiga televisi jaringan itu menjadi sumber program utama bagi stasiun afiliasinya.
Semua program televisi pada awalnya ditayangkan dalam siaran langsung (live). Pertunjukkan opera di New York menjadi program favorit televisi dan disiarkan secara langsung. Ketika itu belum ditemukan kaset penyimpan suara dan gambar (videotape). Pengisi acara televisi harus mengulang lagi pertunjukannya beberapa kali agar dapat disiarkan pada kesempatan yang lain. Barylah pada tahun 1956, Ampex Corporation berhasil mengembangkan videotape sebagai saran yang murah dan efisien untuk menyimpan suaran dan gambar program televisi. Pada awal tahun 1960-an ha,pir seluruh program yang pada awalnya disiarkan secara langsung, diubah dan disimpan dalam videotape.
Pesawat televisi berwarna mulai diperkenalkan kepada publik pada tahun 1950-an. Siaran televisi berwarna dilaksanakan pertama kali oleh stasiun televisi NBC pad tahun 1960 dengan menayangkan program siaran berwarna selama tiga jam setiap harinya.
II. Sejarah Penyiaran di Indonesia
     Tahun 1925, pada masa pemerintahan Hindia Belanda Prof. Komans dan Dr. De Groot berhasil melakukan komunikasi radio dengan menggunakan stasiun radio di Malabar, Jawa Barat. Kejadian ini kemudian diikuti dengan berdirinya Batavia Radio Vereniging dan Nirom.
Tahun 1930 amatir radio di Indonesia telah membentuk organisasi yang menamakan dirinya NIVERA (Nederland Indische Vereniging Radio Amateur) yang merupakan organisasi amatir radio pertama di Indonesia. Berdirinya organisasi ini disahkan oleh pemerintah Hindia Belanda.
Masa penjajahan Jepang tidak banyak catatan kegiatan amatir radio yang dapat dihimpun. Kegiatan radio dilarang oleh pemerintahan jajahan Jepang namun banyak di antaranya yang melakukan kegiatannya dibawah tanah secara sembunyi-sembunyi dalam upaya mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Tahun 1945 tercatat seorang amatir radio bernama Gunawan berhasil menyiarkan naskah proklamasi kemerdekaan indonesia dengan menggunakan perangkat pemancar radio sederhana buatan sendir. Tindakan itu sangat dihargai oleh Pemerintah Indonesia. Radio milik gunawan menjadi benda yang tidak ternilai harganya bagi sejarah perjuangan kemerdekaan Imdonesia dan sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia.
Akhir tahun 1945 sudah ada organisaasi yang menamakan dirinya PRAI (Persatoean Radio Amatir Indonesia). Dan pada periode tahun 1945 banyak para amatir radio muda yang membuat sendiri perangkat radio transceiver yang dipakai untuk berkomunikasi antar Pulau Jawa dan Sumatera tempat pemerintah semantar RI berada.
Antara tahun 1945 sampai dengan tahun 1950 amatir radio juga banyak berperan sebagai radio laskar. Periode tahun 1950 hingga 1952 amatir Indonesia membentuk PARI (Persatuan Amatir Radio Indonesia). Namun pada tahun 1952, pemerintah yang mulai reprensif mengeluarkan ketentuan bahwa pemancar radio amatir dilarang mengudara kecuali pemancar radio milik pemerintah dan bagi stasiun yang melanggar dikenakan sanksi subverdif. Kegiatan amatir radio terpaksa dibekukan pada kurun waktu antara tahun 1952-1965. Pembekuan tersebut diperkuat dengan UU No. 5 tahun 1964 yang mengenakan sanksi terhadap mereka yang memiliki radio pemancar tanpa seijin pihak yang berwenang. Namun ditahun 1966, seiring dengan runtuhnya Orde Lama, antusias amatir radio untuk mulai mengudara kembali tidak dapat dibendung lagi.
Tahun 1966 mengudara radio Ampera yang merupakan sarana perjuangan persatuan-persatuan aksi dalam perjuangan Orde Baru. Muncul pula berbagai stasiun radio laskar Ampera dan stasiun radio lainnya yang melakukan kegiatan penyiaran. Stasiun-stasiun radio tersebut menamakan dirinya sebagai radio amatir. Peda periode tahun 1966-1967,diberbagai daerah terbentuklah organisasi-organisasi amatir radio. Pada 9 Juli 1968, berdirilah Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI).
R R I
Rapat yang dihadiri para tokoh yang sebelumnya aktifmengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang sepakat mendirikan Radio Republik Indonesia (RRI) pada tanggal 11 September 1945 di enam kota. Rapat juga sepakat memilih Dokter Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama. Selain itu, rapat juga menghasilkan siatu deklarasi yang terkenal dengan sebutan piagam 11 September 1945, yang berisi 3 butir komitmen tugas dan fungsi Rri tang kemudian dikenal dengan Tri Prasetya RRI yang antara lain merefleksikan komitmen RRI untuk bersikap netral untuk tidak memihak kepada salah satu aliran, keyakinan, partai, atau golongan.
Dewasa ini, stasiun RRI mempunyai 52 stasiun penyiaran dan stasiun penyiaran khusus yang ditujukan keluar negeri dalam 10 bahasa. Kecuali di Jakarta, RRI di daerah hampir selulurhnya menyelenggarakan siaran dalam 3 program yaitu Program Daerah yang menlayani segmen masyarakat yang luas sampai pedesaan. Program Kota (Pro II) yang melayani masyarakat di perkotaan dan Program III (Pro III) yang menyajikan Berita dan Informasi (News Chanel) kepada masyarakat luas.
Televisi
Siaran televisi di indonesia di,ulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan secara langsung upacara hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-17 pada 17 Agustus 1962. Siaran itu masih terhitung siaran percobaab. Siaran resmi TVRI baru dimulai 24 Agustus 1962 jam 14.30 WIB yang menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asean Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno.
Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun (stasiun call) hingga sekarang. Selama tahun 1962-1963 TVRI berada diudara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya.
Sejalan dengan kepentingan pemerintah dan keinginan rakyat Indonesia yang tersebar diberbagai wilayah agar dapat menerima siaran televisi, maka pada tanggal 16 Agustus 1976 Presiden Soeharto meresmikan penggunaan saatelit Palapa untuk telekomunikasi dan siaran televisi. Dalam perkembangannya, satelit Palapa A sebagai generasi pertama diganti dengan Palapa A2, selanjutnya Palapa B. Palapa B2, B2P, B2R dan Palapa B4 diluncurkan tahun 1922.
TVRI yang berada di bawah Departemen Penerangan pada saat itu, kini siarannya sudah dapat menjangkau semua rakyat Indonesia yang berjumlah sekitar 210 juta jiwa. Sejak tahun 1989 TVRI mendapatkan saingan siaran televisi lainnya, yakni Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang bersifat komersial. Secara berturut-turut berdiri stasiun televisi, Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas Televisi (ANTV), Indosiar, TV7, Lativi, Metro TV, JakTV, Bali TV, dan lain-lain.
Setelah Undang-undang Penyiaran disahkan pada tahun 2002, jumlah televisi baru di Indonesia diperkirakan akan terus bermunculan, khususnya di daerah, yang terbagi kedalam empat kategori yaitu televisi publik, swasta, berlangganan dan komunitas. Hingga Juli 2002, jumlah orang yang memiliki pesawat televisi di Indonesia mencapai 25 juta. Kini penonton televisi Indonesia benar-benar memiliki banyak pilihan untuk menikmati berbagai program televisi.
Televisi merupakan medium favorit bagi para pemasang iklan di Indonesia. Media televisi merupakan industri yang padat modal, padat teknologi, dan padat sumber daya manusia. Namun sayangnya kemunculan berbagai stasiun televisi di Indonesia tidak diimbangkan dengan tersedianya sumber daya manusia yang memadai. Pada umumnya televisi dibangun tanpa pengetahuan pertelevisian yang memadai dan hanya berdasarkan semangat dan modal yang besar saja. [1]
Satu hal yang perlu diingat, meskipun 11 stasiun televisi sudah beroperasi, tetapi televisi siaran tidak akan pernah menggeser kedudukan radio siaran, karena radio siaran memiliki karakteristik tersendiri. Televisi siaran dan Radio siaran, juga media lainnya berperan saling mengisi. Televisi siaran hanya menggeser radio siaran dalam porsi iklan.

Mari Berkomentar

Lencana Facebook