BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Nomer Antrian Anda

do you love me

Cari Artikel

Minggu, 07 Agustus 2011

hari ke-19 ramadan 2007

   "Disuatu kejadian
Sekujur tubuh bergetar
Tidaklah itu sebentar
   Pelita-pelita itu mendekat
   Pelita perwujutan malaikat
Syahdu nan elok pujian-Mu
Bergema memenuhi ruangku
    Takjub yang kurasakan
    Perihal ini kejadian
Rasa terang dihatiku
Akan setetes karuniamu
   Rasa tentram dijiwaku
   Segala puji bagu-Mu
Rahmad-Mu terangi hatiku
Rahmad-Mu Tentramkan jawaku
Allahu Akbar.. Allahhu Akbar"

  Petikan puisi ini Saya buat untuk menggambarkan suatu kejadian yang pernah aku alami di bulan Suci ramadan tahun 2007 lalu. Tak pernah aku sangka kejadian ini begitu membekas hingga saat ini di relung hatiku. Aku sering berfikir bahwa apakah aku mengalami malam yang diberi kemuliaan oleh Allah.. yakni malam Lailatu Qodar, apap bila iya.. sungguh ini merupakan karunia yang sangat besar bagiku.. Lillahi ta Ala. untuk itu saya akan menggambarkan kejadian mulai ketika dari awal sebelumnya, begini ceritanya:

  Malam ini tepat malam ke 19 ramadan 2007 dan merupakan malam ganjil di bulan ramadan. Saat ini aku berumur genap 19 thn. Sejak awal tahun 2007 saya merasa benar-benar merasa bimbang dengan jalan hidupku, banyak sekali problema yang membuatku tak mampu berpikir secara bijak dan positif. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk mendalami agamaku dahulu dengan banyak berzikir dan membaca Al-Quran beserta terjemahanya, sepanjang tahun itu aku terus melakukan kegiatan yang bernilai agamis dan merasa berdosa ketika melakukan sesuatu hal yang tak sesuai dengan tuntunan agamaku, yakni Islam. Hingga memasuki Bulan Ramadan aku bertambah khusu dalam menjalankan ibadahku, mulai dari sholat yang tepat waktu, sholat malam ( tahajud) bahkan solat-sholat sunah, dzikir, berdoa dan berusaha bersikap jadi good boy, aku lakukan hal2 tersebut karena waktu itu aku merasakan  bahwa sholat selalu mendapatkan ketenangan hati dan pikiran. Entah itu merupakan sugesti atau tidak yang pasti ketika melakukan Sholat aku merasa ada ketentraman yang sangat dalam sehingga dan ketika membaca Alquran aku selalu menemukan pengetahuan yang baru. Dalam bulan Ramadan ini aku terus mengeluh pada Allah tentang penyelesian masalahku yang menurutku begitu beratnya.
    Tak terasa aku sudah melewati 18 malam di bulan Ramadan dan waktu ini tanggal 19 Ramadan, setelah selesai ber-Buka puasa aku mulai dengan membaca Alquran hingga waktu sholat isya dan taraweh tiba. Sehabis sholat taraweh aku ingin sekali memejamkan mata agar nanti tidak telat ketika waktu sahur, tetapi apa daya mata ini tak mau juga terpejam. Hal ini aku akali dengan membaca Alquran supaya mata ini lebih lelah karena membaca, tetapi hingga pukul 1 malam aku tetap tidak bisa memejamkan mata. Aku kemudian melakukan sholat tahajud sekalian nunggu waktu sahur. Akhirnya waktu sahur tiba dan aku sahur dengan kakak, adekku di kontrakan kami. Setelah selesai makan sahur karena waktu sholat subuh masih lumayan lama aku kemudian membaca Alquran kembali hingga akhirnya aku sholat shubuh dan kemudian mungkin ini saatnya aku tidur entah besok mau bangun jam berapa. Aku lalu beranjak ketempat tidur, tetapi apa yang aku alami ketika baru sedetik ku memejamkan mata... Tubuh ini merasa tak bisa bergerak, mataku yang aku pikir telah terpejam sebelumnya malah dapat menyaksikan keadaan ruangan kamarku dengan begitu detailnya. Beberapa detik kemudian aku merasa tubuhku ini bergetar sungguh dasyatnya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Seluruh pikiranku menjadi tegang dan hampir2 sesak nafas, dalam getaran yang hebat itu terdengar lirih suara-suara orang mengagungkan Nama-nama Allah. Suara yang awalnya Lirih itu kemudian  semakin lama semakin keras hingga menggema diseluruh ruang kamarku, saat itu mataku yang terpejam tetapi dapat melihat keadaan ruang kamarku termasuk lampu kamar yang berwarna putis terang menyala. Tiba-tiba saja aku menyaksikan pemandangan yang tidak biasanya, yakni dinding atap kamarku muncul sebuah sinar kecil mirip api lilin yang turun dari atas atap kamarku dari yang hanya satu kemudian munculah banyak sekali cahaya kuning  dan turun sampai hampir menyentuh lantai kamarku tapi tetap masih mengambang jadinya saat itu kamarku bertaburan cahaya kuning. Badanku terus saja bergetar semakin kencang, mulutku tak bisa digerakkan, aku hanya bisa berkata dalam hati saja " kejadian apakah ini yang ku alami" suara pujian-pujian kepada Allah terus saja menggema di ruang kamarku dan cahaya -cahaya kuning itu masih juga berada dikamarku mengelilingi tubuhku dan semakin banyak hingga suasana kamarku berasa berwarna jingga atau orange kekuningan. Dalam hati aku berkata" cahaya apakah ini?", dengan tak disangka ada yang menjawab pertanyaanku dengan membisiki  lewat  telinga disebelah kiri, bahwa cahaya kecil itu adalah " Malaikat". Sungguh aku sangat terkejut dengan bisikan itu. Dan tiba-tiba saja terasa beberapa menit kemudian getaran di sekujur tubuhku mulai mereda, cahaya- kecil itu mulai hilang dan lenyap juga suara-suara gema pujian-pujian untuk Allah mulai terasa lambat laun lirih hingga akhirnya benar-benar sunyi. Mataku mulai terbuka, aku terbangun dan melihat keadaan disekitar kamarku. kulihat lampu masih menyala berwarna putih terang.Pagi itu terasa segitu berbeda suasananya begitu hening, khusu, sunyi dan damai. kemudian aku keluar dan kulihat jam menunjukan pukul 05.30, aku tak merasa kantuk sedikitpun malah berasa sangat bersemangat menjalani hari yang baru. Aku melihat langit begitu cerah, mataharipun bersinar lembut sekali berwarna kuning jingga. Begitu takjub aku mengalami kejadian tersebut sehingga aku tuliskan sebuah puisi diatas yang aku tunjukan pada malam kejadian itu. Dalam hati  bertanya-tanya   "apakah seperti inikah malam Lailatul Qodar, jika iya berarti aku adalah orang yang sangat beruntung  pernah mengalami malam yang dirahmati oleh Allah dengan berbagi kemuliaan. Yakni malam yang lebih baik daripada seribu bulan, sungguh ini karunia yang besar. Aku juga kemudian berpikir dan yakini bahwa Allah tak mengijinkanku utuk terlelap pada malam itu agar aku bisa merasakan malam Lailatul Qodar dan menambah amalan juga khusuk dalam beribadah, tak kusadari bahwa malam itu memang benar-benar malam yang damai, indah, hening ,sunyi dan penuh dengan keajaiban. aku ucapkan Segala Puji bagi Allah yang telah memberi karunia yang besar padaku.

Saat aku menulis pengalamanku ini, bulu kudukku terus aja berdiri, merinding dan terharu, sungguh saat itu adalah pengalaman yang luar biasa. jika benar itu Malam Lailatul Qodar, semoga ceritaku ini dapat menjadi motifasi teman-teman dan mempermudah mendapatkan suatu pengalaman spiritual yang Luar biasa di bulan Ramadan. Aku sangat berharap setelah kalian membaca tulisan saya ini maka kalian juga akan mengalaminya. Amin ya Rabbal Alamin.






0 comments:

Mari Berkomentar

Lencana Facebook